Iklan

AspirasiCitra SatelitGoogle MapGunung TamboraKiriman Pembaca

Catatan dari Kawinda Na'e, Bima: Malangnya Tamboraku

Dompu Siar
, Monday, November 15, 2021 WAT
Last Updated 2021-11-25T11:25:15Z
Kawasan Tambora
(Foto: Satelit on Google Map)


Penulis : Sunardin KCR


Bima, Dompu Siar - TAMBORA adalah sebuah aset Kabupaten Bima sekaligus icon daerah yang brand nya sudah berskala internasional, di berbagai sektor, pariwisata, pertanian dan kelautan. Dan masih banyak potensi lainya, tinggal dipoles dengan indah dan teliti.


Namun kini cerita itu hanya sebuah narasi lusuh dan mulai busuk, dengan marak dan ramainya para investor dan Antek-antek Cina memaksa dan membujuk masyarakat untuk menjual tanah pemukiman serta lahan pertanian.


Tujuannya tidak lain untuk kepentingan industrialisasi yang konon ceritanya persiapan Tambak udang, penanaman porang dan kilang minyak, itupun masih belum jelas karena tidak ada sosialisasi yg jelas kepada masyarakat, entah ini konspirasi mafia atau apalah, masih meraba-raba.


Saat ini di tahun 2021 masyarakat sudah sekitar 50 hingga 70 % sudah melepas lahan dan tanahnya dengan harga jual tinggi dan variatif, singkat cerita kawasan tambora hanya tersisa Kaldera dan rumah tinggal saja.


Jangan dulu kita pikir dampak dan limbah produksinya itu sudah pasti terjadi. Akan tetapi saya merasa kasihan masyarakat sudah tidak memiliki apa-apa lagi sebagai mata pencahariannya.. 


Memang perusahan masuk akan memberi peluang lapangan kerja, tapi hanya pekerja security dan tukang parkir serta gigit jari.


Kawah Tambora
(Foto: Citra Satelit on Google Map)


Apalagi buat anak cucu.... sudah tidak ada harapan... hilang sirna....


Dalam bingkai ide saya... "terbayang Tambora ini icon indah yang akan dipoles dengan indah tampa merubah karakter aslinya. Ingat... alam tidak akan merestui terhadap makhluk yang Serakah.


"MAU DI BAWA KEMANA TAMBORA KITA.... hummmm?


Ini Bukan Puisi 


Akankah tambora meletus untuk yg kedua kali, sebab sadar atau tidak saat ini Tambora dalam bingkai Liberalisasi Ekonomi.


Tiga tahun saya melirik Tambora dengan Sejuta Pesona didalamnya ibarat buah yg begitu ranum kaya akan rasa. Sehingga saya mengambil sikap hijrah ketanah keramat ini, setahun sudah berjalan buah yang ranum tadi belum sempat saya lahap.. bimbang akan manis atau pahit didalamnya atau sudah busuk.


Saya bermimpi 10 tahun kedepan Tambora lebih berkembang dan terintegrasi. Dalam bayangan alam ide tervisual rindang dan asri dengan kebun kopinya yang terkenal lahan pertanian di penuhi dengan tanaman holtikultura pohon buah dan menjadi wisata pertanian yang menjaga alam tetap terpesona, sisi laut dengan dengan wisata laut, ikan yag masih utuh belum terkontaminasi dengan bajak laut.


Sisi pariwisata water fall yg begitu indah dan banyak dikelilingi oleh home stay dan villa, jalur pendakian yg sudah siap, arum jeram, flaying fox dsb.


Sulaplah Tambora ini bak Daeng Minga menjadi rebutan yg produktif, investasi yang menjaga alam dan masyarakatnya.


Bukan datang untuk menjadi kaum liberalisasi ekonomi dengan kedok kesejahteraan masyarakat sesaat menguasai lahan dengan kedok lapangan kerja yg banyak tapi sejatinya itu hanya imingan yg nantinya akan menjadi sebuah Bom Atom yg siap meledak melebihi meletusnya tambora kala itu.


Pertanyaannya, apakah tambora akan meletus lagi? PR bagi kita semua, keputusan ada di tangan kita.


Membiarkan TAMBORA tetap indah atau membiarkan MELETUS LAGI dan tenggelam termakan halusinasi liberal.


Kedatangan kaum invest belum jelas adanya... datang dari pintu mana, apakah pintu belakang... pemerintah tidak pernah mensosialisasi apa maksud dan tujuannya.. apa dampak dan keuntungan nya... masyarakat terombang ambing.


Lebih membeo dan mengiyakan dengan seonggok duit.


Wisatawan asing setiap saat datang lalu pergi hanya untuk melihat isi pulau satonda, namun tak pernah mau mendarat kepemukiman masyarakat. Kenapa?


Yah, ini hanya alam ide saja dan mimpi yang mungkin tak akan pernah tervisual.


Okeh, pemirsa... mari ngopi! biarkan yang berjalan sesuai dengan niatnya semoga tambora tidak meletus untuk yang kedua kali.

#WORDPLAY

SepekanMore