Iklan

Lintas NTBMataram

Gelar Do'a Bersama NU-NW, Kapolda NTB Minta Hindari Polemik Terkait Perubahan Nama Bandara

Dompu Siar
, Wednesday, January 06, 2021 WAT
Last Updated 2021-01-06T17:42:46Z

 

Acara Do'a Bersama di Mapolda NTB, (6/1).
Foto: detik.news

Mataram, Dompu Siar - Dalam rangka upaya menyatukan sikap seluruh stakeholder terkait masih menyeruaknya polemik masalah perubahan nama Bandar Udara Internasional Lombok, Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB) Irjen Mohammad Iqbal menginisiasi gelar acara doa bersama sekaligus silahturahmi dengan semua pihak terkait.

Acara tersebut digelar di Lapangan Tenis Mapolda NTB dengan mengundang sejumlah tokoh penting Lombok, terutama tokoh agama dan pihak terkait lainnya. 

Dilansir dari salah satu media nasional menyebutkan, beberapa tokoh agama yang diundang terutam dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) dan Nahdlatul Wathan (NW), juga tampak hadir Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Danrem 162 Wira Bhakti Danrem 162/Wira Bhakti Brigjen TNI A Rizal Ramdhani serta ketua DPRD NTB Isvie Rupaeda hadir dalam acara yang diselenggarakan pada, Rabu (6/1/2021).

Kapolda NTB dalam sambutannya di acara doa bersama yang bertajuk 'Dalam Ummat Bersatu, NTB Damai',  menyampaikan banyak hal terkait beberapa polemik yang ada di wilayah hukum kekuasaannya.

"Kami tidak bisa bekerja dengan maksimal apabila tidak dibantu oleh semua stakeholder dan semua elemen, sekaligus yang paling penting terutama adalah doa dan peran para ulama, para tuan guru," kata Iqbal mengawali sambutannya.

Dalam sambutan itu pula, Iqbal menekankan bahwa, dalam menyelesaikan persoalan seperti polemik daerah, baik dari pihaknya, hingga pada TNI Polri. Tentu saja tidak bisa melakukan penanganan sendiri. Melainkan perlu adanya dukungan dari para ulama dan tokoh agama yang dianggap menjadi panutan masyarakat.

"Saya dinasehati oleh Ayahanda Tuan Guru Haji Lalu Muhammad Turmudzi Badruddin, katanya, 'Pak Kapolda, insya Allah kalau niatnya baik, insya Allah, Allah akan mengatur dan menyusun apa yang menjadi atau diniatkan," tutur Iqbal melanjutkan sambutannya.

Kapolda yang baru beberapa waktu lalu memimpin Kepolisian Daerah NTB itu berharap, agar silaturahmi dan doa bersama seperti ini dapat dijadikan momen penting bagi seluruh peserta meneguhkan komitmen menjaga kedamaian di wilayah NTB. 

Dalam hal tersebut Iqbal mengingatkan bahwa dinamika di tengah masyarakat tak mungkin bisa dihindari seluruh, namun bila dihadapi dengan kebersamaan maka tentu saja setiap permasalahan yang dihadapi akan menemukan solusi.

"Semoga dengan kita duduk bersama, bersilaturrahmi dan berdoa, semua permasalahan akan segera mendapatkan titik temu dan solusi. Amin," harapnya Iqbal.

Pada kesempatan yang sama, Tokoh agama dari ormas NU NTB, TGH Ma'rif Makmun Diranse yang juga hadir dalam acara tersebut. Ia kemudian angkat bicara salah satu hal yang menjadi polemik di NTB, yakni pergantian nama Bandara Internasional Lombok (BIL). Dia meminta jangan ada upaya membenturkan antar tokoh agama di NTB.

"Persoalan bandara jangan diributkan, jangan sampai membenturkan pemuka-pemuka atau pimpinan NU dan NW. Karena mereka (warga NW, red) adalah sahabat atau teman. Di antara kami ada hubungan emosional, ada hubungan silsilah keguruan, dan lain-lain. Karenanya, kami warga Nahdlatul Ulama meminta agar permasalahan nama bandara, jangan dikait-kaitkan dengan NU dan NW. Mari kita serahkan kepada pemerintah dan yang berwenang," ujar Pimpinan Ponpes Manhalul Ma'arif Darek Lombok itu.

Ungkapan senada juga disampaikan oleh perwakilan ormas NW. Dalam hal ini diwakilkan oleh TGH. Yusuf Makmun. Ia mengatakan bahwa dalam kehidupan pasti ada masalah, termasuk soal pergantian nama bandara. Dia mengajak perbedaan pandangan soal bandara disikapi dengan rasa kebersamaan.

"Perbedaan jangan menjadikan suatu masalah, karena sudah sewajarnya dalam hidup pasti ada masalah. Mari jadikan perbedaan menjadi sebuah kebersamaan. Soal nama bandara, kami menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah," ujarnya.

Masih dari sumber yang sama diketahui bahwa acara doa bersama tersebut dihadiri tersebut juga oleh Mustasyar PBNU yang juga Pengasuh Yayasan Ponpes Qamarul Huda Bagu TGH Lalu Turmudzi Badruddin, Ketua MUI NTB H Syaiful Muslim, Ketua PWNU NTB Dr TGH Masnun Tahir, para tokoh agama dan masyarakat serta tokoh pemuda Lombok Tengah.

Sementara telah diberitakan sebelumnya terkait perubahan nama Bandara Internasional Lombok menuai pro dan kontra. Pihak yang kontra dengan perubahan nama Bandara Lombok itu mengancam akan melakukan aksi penolakan.

Namun, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, mengaku sudah jauh waktu dirinya sering menerima pesan singkat yang isinya menolak perubahan nama sekaligus yang mendukung perubahan nama Bandara Tersebut. Bahkan tidak sedikit yang mengancam akan melakukan aksi 'demo' terkait tuntutan itu.

"Menurut saya demo wajar-wajar saja di era demokrasi seperti sekarang ini sebagai bentuk freedom of expression, adanya kebebasan berekspresi," kata Gubernur dalam keterangan tertulis.

Adapun terkait dengan perubahan nama bandara, pihaknya sudah menjelaskan bahwa, perubahan nama Bandara International Lombok (BIL) menjadi Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM) sesuai dengan Surat Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 550/375/Dishub/2019 tentang Pelaksanaan Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor 1421 tahun 2018.

"Keputusan mengganti nama bandara dengan nama Maulana Syaikh bukan karena beliau pendiri NW atau apa. Tapi karena penghargaan pemerintah pusat kepada beliau sebagai Pahlawan Nasional. Beliau milik kita semua bangsa Indonesia. Beliau bukan milik kelompok atau daerah tertentu. Beliau kebanggaan kita semua," tegas Gubernur asal Kabupaten Sumbawa itu. (Sumber: Detik News -  Faruk Nickyrawi)

SepekanMore