BADKO HMI Nusra, Rahmat (Foto: Ist/Bob) |
Bim, Dompu Siar - Aksi unjuk rasa dihari kedua yang dilakukan oleh masyarakat Desa Bolo Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima sebagai bentuk kekecewaannya terhadap kondisi kelangkaan pupuk menyebabkan salah seorang warga jadi korban akibat terkena peluru dari aparat keamanan.
Ketua Umum Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam Nusa Tenggara (BADKO HMI NUSRA) angkat bicara terkait peristiwa tersebut. Rahmat menilai, tindakan aparat kepolisian untuk membubarkan massa aksi dengan cara represif menyebabkan satu orang warga terkena peluru dan dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan telah merusak nama baik institusi kepolisian Republik Indonesia (Polri).
"Saya selaku ketua Umum BADKO HMI NUSRA mengecam tindakan terhadap massa aksi, karena tindakan tersebut sudah melanggar SOP dan tugas pokok kepolisian dan meminta copot Kapolres Bima," Kata Rahmat, Kepada media ini, Sabtu (4/12/2021).
Pihaknya menerangkan, Kejadian represif seperti ini sudah terulang kali terjadi ketikan pengamanan terhadap massa aksi. Pertama aksi yang dilakukan didepan Kantor Bupati Bima oleh masyarakat belo dan kedua Aksi yg dilakukan oleh masyarakat Desa Bolo Kecamatan Madapangga.
"Peristiwa tersebut sama-sama menjatuhkan korban dan hal ini akan menjadi catatan buruk bagi pihak kepolisian terutama bagi nama baik POLRI," katanya.
Peristiwa tersebut tidak mencerminkan bagaimana menjalankan "Tugas pokok kepolisian "Tri Dharma Kepolisian".
"Sudah tidak lagi dijalankan sebagaimana mestinya. dan saya meminta dengan tegas kepada Bapak Kapolda IRJEN MOHAMMAD IQBAL Agar segera memanggil KAPOLRES BIMA untuk segera dibina, susuai aturan berlaku karena lalai dalam mengawasi anggotanya dan segera di usut salah satu pelaku penembakan tersebut, kalo tidak bisa di Bina ya di Copot aja,"Ungkapnya.
Kejadian tersebut berawal dari pihak distributor CV Rahmawati menyalurkan pupuk subsidi jenis urea sebanyak 7 ton lebih, sekitar pukul 16.15 Wita.
Pada saat warga merebut pupuk yang disalurkan pihak distributor, polisi yang kawal pupuk tersebut melepas tembakan peringatan.
Namun rupanya tembakan tersebut membuat warga panik, sehingga warga setempat menghujani aparat kepolisian dengan batu.
Polisi pun tidak tinggal diam dan beraksi melepas tembakan gas air mata dan tembakan menggunakan peluru karet hingga mengenai salah seorang warga Desa Bolo.
Selain itu, Rahmat meminta pemerintah daerah agar mengevaluasi pendistribusian pupuk di Bima. "Meminta Pemerintah daerah segera panggil dan cabaut ijin distributor pupuk CV RAHMAWATI dan CV HJ. IBRAHIM, dan segera telusuri sejumlah dugaan adanya mafia pupuk. (Bob)