Iklan

InspirasiKiriman PembacaPendidikanSosialita

Dunia Dalam Genggaman 'Gadget', Sebagai Tantangan Tersendiri Mendidik Anak di Era Milenial

, Wednesday, December 21, 2022 WAT
Last Updated 2022-12-23T10:48:47Z



“Dunia dalam genggaman” adalah ungkapan yang sering kita dengar di era digital saat ini. Karena saat ini semua orang sibuk dengan 'gadget' nya masing-masing. Bersama, berkumpul, tetapi sendiri-sendiri itulah fenomena masyarakat kita saat ini. 


Tekhnologi tidak mungkin kita hindari dan jauhkan melainkan kita harus beradaptasi dan memanfaatkannya dengan bijak.


Tantangan bagi semua orang tua saat ini adalah bagaimana mendidik anak dengan tepat, benar, sesuai agama dan budaya yang kita anut.


Dimana kemajuan tekhnologi khususnya bidang komunikasi dan informasi seperti penggunaan gadget/ ponsel merupakan hal yang tidak bisa dihindari, bahkan telat ikut mempengaruhi kehidupan anak (Hermanto 2012). 


Adanya gadget secara positif memudahkan komunikasi, mendekatkan yang jauh, tetapi ketika tidak digunakan dengan bijak sangat berpengaruh terhadap perkembangan sosial khususnya anak-anak kita. Karena semua informasi dapat mereka akses dengan mudah dan dalam waktu yang singkat.


Generasi milenial adalah generasi yang lahir tahun 90an dan 2000an, mereka sudah familiar dengan internet, handphone dan menjadi bagian dari kebutuhan juga pelengkap dalam segala aktivitas kesehariannya. 


Generasi milenial memiliki karakteristik berbeda dan itu tergantung pada faktor geografis, status ekonomi serta kondisi social dimana mereka berada. 


Tetapi secara umum generasi milenial memiliki karakteristik dimana sejak kecil sudah akrab dengan komunikasi, media serta tekhnologi digital. 


Disamping sisi positifnya ternyata kedekatan anak dengan gadget apabila tidak dikontrol atau diberi kebebasan maka akan menimbulkan dampak negative yang luar biasa. 


Dimana fenomena yang kita saksikan saat ini di tengah masyarakat tidak sedikit orang tua yang keliru dalam mendidik anak, yaitu menjadikan gadget sebagai solusi singkat dalam menghadapi kerewelan anak, ketika anak menangis dibujuk dengan gadget. Hal ini perlu menjadi perhatian para orang tua agar tidak menimbulkan problem dikemudian hari. 


Karakteristik utama generasi milenial adalah koneksi yang luas atau memiliki kemampuan bersosialisasi, percaya diri, dan kreatif (kemendikbud 2016).


Bagaimana mendidik anak di era milenial? Bagi yang muslim sudah ada rujukan dan pedoman yang jelas yaitu dari Al-Qur’an dan Hadits. Dimana yang paling pertama dan utama adalah mengajarkan nilai-nilai keimanan dan ketauhidan, ibadah dan akhlak. 


Selanjutnya bagaimana kemampuan dan ikhtiar orang tua dalam mempraktekkan sehingga menjadi teladan dan model bagi anak. Karena anak-anak milenial lebih efektif menggunakan model pembelajaran  langsung dan praktek, kurang diminati jika dominan menggunakan ceramah, nasehat secara terus menerus. 


Ketika iman ditanamkan dan ilmu juga diajarkan maka ada banyak hal yang perlu juga diperhatikan oleh orang tua terutama.


1) membina hubungan komunikasi yang efektif dengan anak, usahakan bisa menjadi pendengar, segala keluh kesah dan curhatan anak.


2) yakinkan anak bahwa kita sebagai orang tua adalah tempat yang aman dan tepat untuk bertanya, dan berdiskusi tentang segala hal.


3) berikan pilihan agar mereka bisa mengembangkan bakat dan potensinya untuk mengisi waktu luang.


4) suatu waktu ajak anak berlibur mengenal dan menikmati suasana alam/ lingkungan yang berbeda, agar mereka melatih kemampuan beradaptasi dengan lingkungan baru.


5) buat aturan yang terkait dengan kedisplinan dan tanggung jawab, dan aturan beserta sanksinya merupakan hasil kesepakatan bersama anak. 


Disamping itu orang tua juga sebaiknya menerapkan pola asuh demokrasi yang membuka ruang dialog, dan kesempatan anak untuk berpendapat, dihargai kemampuannya. 


Orang tua pun harus lebih familiar dengan gadget terutama yang berhubungan dengan aplikasi-aplikasi yang edukatif serta layak ditonton dan menguasai teknik bagaimana memblokir aplikasi yang tidak aman bagi anak.


Kemudian terkait dengan penggunaan gadget agar tidak menjadi sumber masalah dan menggangu kegiatan kesehariannya maka hendaklah disepakati kapan waktu, berapa lama durasi waktunya, konten/ aplikasi yang boleh di akses.


Kemudian di tempat/ lokasi mana, serta dalam situasi apa boleh menggunakan gadget. Tetapi ini bukan hanya berlaku bagi anak tetapi yang paling utama dan menjadi contoh adalah orang tua agar aturan yang dibuat dapat berjalan efektif. 


Ayat berikut semoga dapat menjadi bahan renungan bagi para orang tua, Qur an Surat An Nisa ayat 9.


“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar”. 


Ayat ini mengandung makna bahwa anak harus disiapkan untuk dapat beradaptasi dan kuat menghadapi tantangan kehidupan bukan saja dalam aspek ekonomi tetapi juga terkait iman dan ilmu sebagai bekal mereka agar bahagia dan selamat dunia dan akhirat. 


Posisi anak bagi orang tua dalam Al Qur'an


1) sebagai penenang hati, disebutkan dalam Surat Al Furqan ayat 74: “Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa”. 


Penenang hati dimana anak itu menjadi anak yang sholeh, berbakti kepada orang tua,dan bermanfaat bagi sesama.


2) Sebagai perhiasan dunia, Surat Al-Kahfi ayat 46: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan”. 


3) Sebagai fitnah dan ujian, Ath-Thagabun ayat 15: “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah pahala yang besar”. Anak menjadi fitnah Ketika orang tua keliru dalam mendidik sehingga perilaku anak tidak sesuai dengan nilai- nilai agama.


4) Sebagai musuh, Ath-Thagabun ayat 14: “Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang”. 


Anak dapat menjadi musuh manakala menghalang-halangi orang tua untuk melakukan ketaatan kepada Allah SWT. 


Semoga sebagai orang tua kita dapat melaksanakan peran dan tanggung jawab dengan benar sehingga Amanah yang telah titipkan dapat dipertanggung jawabkan kelak dihadapan Allah SWT. Aamiin


Penulis: Ati Sukmawati

Dosen PGMI UIN Mataram

SepekanMore