Bima-Dompusiar.net- Di era sekarang sangat terbilang cukup berkembang dalam bidang teknologi, ditengah perkembangan dan kemajuan digitalisasi sekarang bagi daerah 3 T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) khususnya wilayah Kecamatan Tambora Kabupaten Bima yang pada tentunya di dua aspek pembahasan antara pendidikan dan pariwisata ini sangat penting sebagai fokusan secara khusus para pihak Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bima, maupun Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat hingga Pemerintah Pusat. Agar sekiranya memperhatikan secara khusus pembangunan potensi Sumber Daya Alam (SDA) dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
Ada beberapa poin penting dalam pembahasan yang berkaitan Daerah 3 T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) ini, antara lain :
1. Pendidikan sebagai Penggerak SDM Pariwisata: Pendidikan yang memadai, termasuk pelatihan keterampilan (vokasi), menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) lokal yang siap mengelola dan melayani sektor pariwisata. Masyarakat setempat, yang paling memahami budaya dan potensi daerahnya, dapat menjadi pemandu wisata, pengusaha lokal, dan promotor yang efektif.
2. Pariwisata Edukasi: Daerah 3T seringkali memiliki kekayaan alam dan budaya yang unik. Ini dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata edukasi yang menarik, yang secara langsung mempromosikan literasi lingkungan dan budaya kepada pengunjung, sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal.
3. Peningkatan Kesadaran dan Kesejahteraan: Masuknya pariwisata dapat meningkatkan kesadaran masyarakat lokal akan pentingnya pendidikan untuk perbaikan taraf hidup dan peluang ekonomi, yang pada akhirnya dapat mengurangi angka putus sekolah.
Dari Analisis tiga poin di atas tentu hal ini meskipun potensinya besar, terdapat tantangan signifikan dalam mengimplementasikan sinergi ini, hal yang paling utama yaitu:
1. Keterbatasan Infrastruktur: Daerah 3T umumnya menghadapi masalah minimnya fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana (peningkatan pembangunan sekolah) dan infrastruktur pendukung pariwisata (transportasi dan pembangunan pariwisata).
2. Kualitas dan Kuantitas Guru: Kurangnya tenaga pengajar berkualitas yang bersedia ditempatkan di daerah terpencil menjadi hambatan utama dalam menyediakan pendidikan yang bermutu, yang berdampak pada kesiapan SDM lokal untuk industri pariwisata.
3. Aspek Sosial-Ekonomi: Tingkat kemiskinan dan rendahnya latar belakang pendidikan orang tua sering kali menjadi faktor yang menghambat partisipasi anak dalam pendidikan formal, yang pada akhirnya membatasi potensi mereka di sektor pariwisata dan kurangnya gerakan inovatif dan kreatifitas generasi, hal ini harus benar-benar mendukung di berbagai kebutuhan pengembangan potensi generasi.
Perkembangan pendidikan dan pariwisata di daerah 3T khususnya Kecamatan Tambora Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat, ibarat dua sisi mata uang yang saling membutuhkan. Pariwisata dapat menjadi stimulus ekonomi yang mendanai dan memotivasi pendidikan, sementara pendidikan menyediakan fondasi SDM yang berkelanjutan untuk industri pariwisata lokal.
Untuk mengoptimalkan hubungan ini, diperlukan intervensi secara khusus dari pemerintah yang terkoordinasi, melibatkan pembangunan infrastruktur pendidikan dan pariwisata secara bersamaan, peningkatan kompetensi guru, serta pelibatan aktif masyarakat lokal dan kolaborasi multi sektor (pemerintah, swasta, Lembaga Pemuda). Dengan demikian, potensi unik daerah 3T dapat dimaksimalkan untuk kesejahteraan masyarakatnya secara berkelanjutan.
Disisi lain terlihat perubahan pendidika khusunya di SMA Negeri 1 Tambora yang sekarang mulai membaca peluang perkembangan zaman yang dimana perubahan itu dari SMA menjadi SMK Negeri 1 Tambora hal ini menjadi peluang besar bagi generasi Tambora yang nantinya ketersediaan berbagai jurusan mempenuhi tantangan zaman.
Oleh karena ini lewat tulisan ini penulis mendesak Pemerintah segera memperhatikan secara khusus Pembangunan Wilayah Kecamatan Tambora baik di pendidikan maupun pariwisata.
Penulis : M. Kadafi, S.M
Rakus01



