Iklan

Catatan RedaksiInspirasiJagungPertanian

4 Hal Penyebab Jagung Petani Ini Alami Gagal Panen Awal 2021

Dompu Siar
, Friday, February 05, 2021 WAT
Last Updated 2021-02-05T11:45:24Z

Jagung alami pembusukan batang di Desa Lanci Jaya, Kecamatan Manggelewa (Foto/Doc)


Dompu Siar - Berharap memperoleh hasil yang optimal dengan harga beli yang tinggi, tentu saja jadi obsesi tersendiri bagi para petani jagung pada umumnya. Terutama petani jagung yang ada di Kabupaten Dompu. 

Jika bukan karena alasan itu, para petani jagung ini tidak mungkin sampai menggelontorkan biaya banyak untuk pembiayaan selama menanam jagung.

Belum lagi, umumnya petani jagung harus standby menjaga jagungnya dari serangan kera dan babi di awal dan di saat jagung tersebut mulai berbuah dan berisi.

Itu semua kalau proses penanaman sampai pada masa panen atau berhasil panen. Kalau tidak?

"Ah ... tidak mungkin gagal! Ah ... tidak mungkin rugi! ...," contoh ungkapan salah satu petani yang over kepedean. 

Di samping beban pengeluaran, ancaman serangan oleh hama jenis kera dan babi, kini ada lagi persoalan yang melanda beberapa petani jagung awal tahun 2021 yang dihimpun tim redaksi Media Online Dompu Siar, baru-baru ini, Jum'at (5/2/2021).

1. Serangan dari Hama Tikus

Anggaran besar yang biasanya diperuntukkan mulai dari pembukaan (baca: penyediaan) lahan, pembelian bibit unggul berupa Jagung Hibrida, biaya tanam, persediaan pupuk, pengadaan obat-obatan Herbisida dan Desinfektan, pembelian sarana penunjang dan masih banyak lagi.

Sedemikian besar anggaran yang sudah dihabiskan, namun tanaman jagung kini sudah disikat habis oleh makhluk yang bernama tikus. Kejadian ini menimpa beberapa petani jagung di Desa Saneo dan Desa Serakapi Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu, Desa Woko Kecamatan Pajo serta di Desa Sorinomo, Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu.

Dari informasi yang dihimpun media, jagung-jagung tersebut terpaksa dibabat habis oleh si pemilik untuk dijadikan pakan ternak. 

2. Dihantam Angin Kencang

Dalam hitungan sederhana, kebutuhan rata-rata biaya penanaman jagung ditaksir sekitar Rp. 8.000.000,- hingga Rp. 10.000.000, per hektar.

Namun, saban hari tanaman jagung harus dihadapkan pada kondisi alam yang tidak menentu. Beberapa hektar jagung di salah satu Desa di wilayah Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu.

Jagung nahas itu terancam gagal untuk dipanen karena sudah rata dengan tanah dihantam angin kencang.

3. Alami Pembusukan Batang

Mengingat pembiayaan yang banyak dan relatif besar, petani jagung yang tidak memiliki modal cukup, alih-alih untuk mendapatkan biaya mereka harus menggadaikan sertifikat tanah kepada pemilik modal seperti, Bank, Koperasi bahkan di rentenir.

Meskipun kini jagungnya harus mengalami pembusukan batang akibat kondisi tanah yang over lembab alias berair. 

Jagung yang mengalami pembusukan batang tersebut, saat ini terjadi di puluhan hektar lahan petani di Desa Lanci Jaya, Kecamatan Manggelewa Kabupaten Dompu. Alami pembusukan pada batang ini, jagung tersebut juga terancam bakal gagal panen. 

4. Dibabat Dengan Sengaja

Berbicara soal harga, mari belajar dari tahun lalu! Kondisi harga jagung pada saat itu menurut para petani, dirasa relatif rendah dikarenakan oleh situasi pandemi Covid-19. 

Kekhawatiran tidak stabilnya harga jagung, mungkin masih akan berlanjut hingga tahun ini. Mengingat ancaman pandemi Covid-19 kondisinya masih meningkat.

Akan tetapi, buru-buru berbicara harga, nasib seorang petani jagung di Desa Sukadamai, Kecamatan Manggelewa harus kehilangan jagungnya. Lantaran dibabat habis oleh tetangga kampungnya sendiri diduga dipicu oleh persoalan sengketa lahan.

Meskipun kondisi seperti ini, tidak dialami oleh sebagian besar petani jagung di Kabupaten Dompu. Namun, alangkah bijaknya jika hal itu dijadikan bahan pembelajaran bersama, baik untuk pihak terkait, terutama bagi petani jagung itu sendiri.

Catatan Khusus Redaksi. Disadur dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat!

SepekanMore