Iklan

BabinsaDesa Mangge NaeInspirasiSerka RidwanSosialitaTNI

Diam-diam, Serka Ridwan Nekad Bikin Lahannya Jadi Gini

Dompu Siar
, Sunday, December 12, 2021 WAT
Last Updated 2021-12-12T15:23:46Z
Serka Ridwan di Lahannya, (Foto: FM)


Judul Asli: Menapaki Jejak Serka Ridwan Dalam Merehabilitasi Lingkungan

Oleh: Ferry Mulyadin

Dompu, Dompu Siar - Langkah kakinya bergegas meninggalkan rumah selepas ia menyelesaikan tugas dinas menjelang siang itu. Terbersit dalam hatinya, sekecil apapun waktu luang harus bermanfaat. Itulah yang mengerakkan hari-hari pria 41 tahun itu, berangkat menuju kebunnya yang berlokasi di sebelah utara Desa Manggenae.


Serka Ridwan, oleh anggota sejawat ia biasa disapa di koramil Kodim 1614 Kecamatan Hu'u. Sekembalinya bertugas sebagai Babinsa di sana dengan menempuh perjalanan puluhan kilometer. Waktu luang ia isi dengan berkebun. Merawat tanaman yang ia tanami selama empat tahun belakangan ini.


Pada area lahan seluas 10 are. Sekitar 200 meter dari bantaran Sungai Sori Nae, Desa Mangge Nae, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu itu, Ia tanami dengan pohon berbuah produktif. Berupa durian, rambutan, kelengkeng, pisang, jambu hingga cabai.


Sejauh ini. Selama mendedikasikan separuh dari waktu luangnya, Serka Ridwan telah memetik manfaat dari beberapa tumbuhan yang ia tanami. "Alhamdulillah, untuk kebutuhan cabai saat ini saya sudah tidak lagi membeli. Bahkan panen cabai yang lebih saya bagikan ke tetangga sekitar," ujarnya di sela waktu istirahat.


Begitupun pepohonan yang lain. Menurutnya saat ini ia masih berfokus pada perawatan. Berupa pemberian pupuk, serta membersihkan gulma yang tumbuh di area sekitarnya. Menunggu bulan demi bulan supaya bisa menikmati hasilnya. "Saya yakin sekitar bulan-bulan tujuh baru bisa dipanen," taksirnya.


Lebih lanjut Serka Ridwan mengestimasi prospek keuntungan yang dihasilkan dari berkebun durian. Jika satu pohon bisa menghasilkan minimal 30 buah dikalikan Rp. 50 ribu per satu. Secara otomatis ia mampu meraup keuntungan Rp. 1 juta 500 ribu per satu pohon. Sedangkan di kebunnya saat ini terdapat 30 lebih pohon yang tumbuh subur. 


Dikatakannya, aktifitas berkebun sangat mudah hanya membutuhkan tekad serta kemauan. Meski pada proses awal tanam ia membeli bibit durian diluar pulau sumbawa seharga Rp. 200 ribu per pohon. Tapi seiring berjalan waktu ia terus mempelajari sendiri tehnik pencangkokan tersebut. 


"Seiring berjalanya waktu saya belajar banyak hal tentang cara pencangkokan dan perawatan tanaman. Sekarang saya akan coba sendiri. Tentunya nanti tidak perlu lagi saya beli bibit di mataram sana," katanya penuh yakin. 


Awal muncul ide berkebun, saat itu Serka Ridwan ditugaskan di Raider 900 Provinsi Bali 20 tahun silam.


Selama tinggal di sana, ia dibuat kagum dengan ketekunan serta kebiasaan masyarakat yang memanfaatkan lahan perkebunan dijadikan sebagai tempat menanam pohon berbuah. Tak hanya itu. Hal yang sama diperlihatkan masyarakat hingga di setiap pekarangan rumah. 


Kini, di samping mereka tidak lagi membeli buah-buahan untuk dikonsumsi. Secara ekonomis "Kebiasaan-kebiasaan itu mampu meningkatkan penghasilan tambahan," tuturnya.


Serka Ridwan dan Lahannya, (Foto: FM)


Berkaca dari ketekunan masyarakat di sana. Ia yakin para petani jagung di dompu mampu mengikis kebiasaan, dari semula merambah hutan yang berakibat pada kurangnya daerah resapan air, sehingga berakibat pada luapan banjir. 


Secara berkala. Kebiasaan-kebiasaan tersebut diganti. Diselipkan dengan melakukan penanaman pohon berbuah. Langkah awal untuk mencapai target itu, ia memulai membangun kesadaran dari diri sendiri.


"Insya Allah nanti kalau sudah sukses, mari sama-sama kita coba cara ini," Serunya sembari memotivasi.


Kendati demikian. saat ini beberapa warga di desanya sudah ada yang mulai menapaki jejak dalam merehabilitasi lingkungan. Sebut saja diantaranya, Serka Sulaiman. Beberapa bulan lalu ia sudah melakukan penanaman puluhan pohon berbuah pada lahan perkebunan miliknya. 


Sementara warga lain, Suraidin, S.Pd, baru-baru ini ia selesai menanam lebih dari 100 pohon yang sama di sepanjang lereng lahan pertaniannya di bantaran sungai. (Red)

SepekanMore