Iklan

Gudang JagungJagungManggelewaPenganiayaanPengeroyokanPolsek ManggelewaPremanisme

Diduga Dikeroyok Buruh Gudang Jagung, Petani Asal Soriutu, Alami Memar di Mulut Hingga Traumathic

Dompu Siar
, Saturday, March 27, 2021 WAT
Last Updated 2021-04-17T12:41:33Z

 

Korban sebelum dan sesudah kejadian, Manggelewa

Manggelewa, Dompu Siar - Seorang petani bernama Firman alias Firas (35) asal Dusun Madalandi, Desa Soriutu, Kecamatan Manggelewa, Dompu menjadi korban perlakuan tidak menyenangkan diduga dilakukan oleh oknum sejumlah buruh di Gudang Jagung PT. Subur Mega Perkasa, Jum'at (26/3/2021) sekira pukul 17.00 Wita.

Firman mengalami luka memar di mulut dan rasa trauma diduga dikeroyok, saat dirinya hendak mengantarkan jagung untuk ditimbang di Gudang Jagung yang terletak di Jalan Lintas Sumbawa tepatnya di ujung selatan Desa Banggo, Kecamatan Manggelewa, Dompu.

Dari keterangan keluarga korban, pria yang juga bekerja sebagai Staf Desa Soriutu itu, hendak mengantarkan sejumlah jagung usai dijemur untuk dijual ke gudang menggunakan mobil Pick Up. 

"Awalnya dia sempat berangkat ke gudang membawa sekitar 1 Kg jagung untuk ditest kadar airnya. Setelah ditest ia pulang setelah tahu, kadar air jagungnya, sekitar 16% koma sekian," ungkap Azrul pada media ini, Sabtu (27/3/2021) sekira pukul 14.00 Wita.

Lanjutnya, Firman pulang ke tempat jemuran untuk mengangkut seluruh jagungnya lalu kembali ke Gudang William untuk ditimbang seluruhnya.

"Saat dilakukan test lagi, kadar airnya berubah diangka 17% koma sekian," jelasnya.

Saat media ini mencoba mewawancarai korban, ia mengaku sempat mengajukan keberatan kepada petugas test kadar air di gudang tersebut. Namun, kata Firman, petugas itu memberi tahu kalau jagung miliknya ada persoalan lain.

"Ini jagungnya ada zat kapurnya, mas. Makanya berubah kadar airnya," ungkap Firman mengutip kata petugas gudang.

Masih keterangan korban, ia memilih mengalah dan menyepakati hasil test dan timbangan, lalu oleh petugas mengarahkan dirinya dan supir pick up ke tempat penampungan jagung. 

Namun, lanjut korban, di bagian penampungan dirinya sempat direcoki dengan arahan petugas yang tidak jelas. 

"Saya diarahkan ke sana ke mari, tidak jelas. Rasanya kayak dipermainkan. Sampai pada satu ruangan, di sana ada tiga orang, satu orang di bawah, dua orang mengambil posisi naik ke atas mobil," kisah korban. 

Kemudian, tambahnya, dua orang itu lalu menginjak-injak jagungnya, lantas dengan nada keras memberitahu korban, kalau jagungnya masih basah.

"Saya keberatan, kan. Saya tunjukan nota timbangan itu tadi. Namun, dia tetap bersikeras, ngotot, bahkan mengusir saya. Lha, saya tidak mau beranjak, sampai tiba-tiba salah satu dari mereka datang menghampiri saya, memegang kedua lengan saya, dan salah satunya memukul bagian kepala saya beberapa kali, sampai seperti ini," bebernya sambil menunjukkan mulutnya yang memar.

Mendapat perlakuan itu, ungkap korban, ia merasa lemas tidak berdaya sampai diseret keluar oleh buruh yang memegangnya saat dipukul tadi.

"Saya diseret keluar hingga tersadar kembali dan tidak tahu harus berkata apapun lagi," kata korban.

Setelah sadar saat diseret keluar dan mencoba bangkit, korban lalu menghubungi keluarganya, Azrul dan Budi (saudara korban) untuk menjemputnya di gudang.

Atas kejadian tersebut, Oleh keluarga korban, datang ke Mapolsek Manggelewa sekira pukul 19.00 Wita untuk membuat laporan kepolisian sekaligus ke Puskesmas Manggelewa untuk mendapatkan perawatan medis dan dilakukan visum.

"Ini jelas penganiayaan. Saat kami antar ke kepolisian saja dia ngomong tidak jelas. Baru pagi tadi dia (firman) normal ngomongnya. Kami takut dia mengalami shock atau trauma," ungkap Budi.

Senada dengan Budi, Azrul menyayangkan sikap dan pelayanan yang lakukan oleh oknum petugas serta buruh di Gudang Jagung William. Mulai dari pertama penerimaan, proses testing kadar air hingga perlakuan yang menimpa korban.

"Kita sudah buat laporan kepolisian agar kasus ini diusut tuntas. Ini tidak hanya menyangkut penganiayaan. Saya juga menduga ada yang tidak beres dalam proses penerimaan jagung di gudang tersebut," pungkas Azrul. (Far)

SepekanMore